Home Ekonomi Kreatif Ketika Fuad Masyhur Jadi Pelayan

Ketika Fuad Masyhur Jadi Pelayan

Penerbangan Umroh

5,635
0
SHARE
Ketika Fuad Masyhur Jadi Pelayan

Keterangan Gambar : Direktur Utama Biro Perjalanan Haji Khusus dan Umroh Maktour H. Fuad Hasan Masyhur saat melayani penumpang "Maktour Air" di hanggar GMF, Soekarno Hatta. (foto Lutan)

Jakarta, parahyangan-post.com. Keramahan Fuad Hasan Masyhur, Direktur Utama Biro Perjalanan Haji Khusus dan Umroh paling terkemuka di negeri ini, Maktour, tak pernah surut. Meski saat ini tengah berada di puncak kesusksesannya sebagai pengusaha, namun ia tetap saja bersahaja. Hangat dan bersahabat kepada semua orang, termasuk kepada wartawan.

Ketika ‘menjajal’ pesawat Boeing 747-400, yang baru disewanya, Fuad mengajak sejumlah wartawan menikmati berbagai keunggulan pelayanan yang ditawarkan oleh kru Maktour di hanggar Pesawat GMF, Bandara Soekarno Hatta, Rabu (24/1).

Seluruh undangan diajak naik dan menikmati semua fasilitas maskapai layaknya terbang Jakarta-Jeddah.

Untuk memastikan seluruh fasilitas layanan yang ditawarkan berjalan dengan sempurna, Fuad mondar mandir sepanjang koridor.

Ketika di sebuah bangku ia melihat penumpang belum menyantap hidangan yang disajikan pramugari “Maktour Air” yang cantik-cantik dan ramah, Fuad bertanya.

“Kenapa belum dimakan?” tanya Fuad.

“Ntar Bang, lagi beres-beres. Abang sendiri sudah makan?” balik bertanya si penumpang.

“Aku gak usah kau tanya, aku kan pelayan di sini. Aku kan pelayan kalian semua!” tutur Fuad bersemaangat.

Jawaban Fuad tersebut membuat semua penumpang tersenyum lebar dan malu ‘ati’. Sebab orang nomor satu  di Biro Perjalanan Haji Khusus dan Umroh paling terkemuka di negeri ini, tak segan-segan menyebut dirinya pelayan.

Harus diakui, service “Maktour Air” sangat lumayan. Pesawat yang berkapasitas 500 penumpang ini menyediakan bangku kelas bisnis dan VIP. Di bangku VIP penumpang bisa tidur layaknya di tempat tidur hotel bintang lima. Selama perjalanan Jakarta-Jeddah yang kurang lebih 8 Jam penumpang akan menikmati dua kali makan dan snack. Menu yang ditawarkan Indonesia ‘benget’.

“Bagaimana pelayanannya menurut kalian?” Fuad bertanya kepada seluruh rombongan. Semuanya menjawab puas dan mengacungkan jempol.

Solusi

Fuad kemudian menceritakan bahwa pesawat  yang disewa ini  ada dua buah. Satu untuk operasi, satu lagi cadangan. “Jadi kalau pesawat operasional ini terkendala maka cadangan langsung menggantikannya,” terang Fuad.

Menurut Fuad, pihaknya sengaja menyewa pesawat sendiri untuk membantu program pemerintah dan pengusaha travel mengatasi masalah penerbangan, yang selama ini sering menjadi kendala.

“Jadi ingat, ya. Pesawat yang kami sewa ini bukan hanya untuk mengangkut jamaah Maktour tapi untuk seluruh jamaah umroh Indonesia,” tegas Fuad.

Masalah penerbangan, lanjut Fuad, menjadi faktor paling utama penyebab terlantar atau gagalnya calon jamaah diberangkatkan ke tanah suci. Saat ini terdapat sekitar 100.000 orang yang terlantar, masalah terbesarnya terletak pada penerbangan. Bahkan tidak jarang rekan-rekannya sesama pengusaha travel ‘rugi besar’ karena menggunakan maskapai asing yang seenaknya membatalkan atau menunda jadwal penerbangannya tanpa alasan yang jelas. Sementara untuk melakukan komplain jalurnya ribet.

“Nah, ini solusinya. Kami siap membantu memberangkatkan mereka. Daripada berurusan dengan maskapai asing yang jalur birokrasinya ribet, lebih baik menggunakan maskapai milik bangsa sendiri,” yakinnya.

Ditambahkan Fuad, penerbangan perdana “Maktour Air”  direncanakan bulan Februari 2018. Pihaknya  bekerja sama dengan Terra Avia, yakni perusahaan penerbangan yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab.

“Tahap awal, penerbangan berlangsung 2 kali seminggu, dan selanjutnya bisa ditingkatkan menjadi 3 kali, sesuai dengan permintaan pasar,” tambahnya.

Mengenai perizinan, lanjut Fuad, tidak ada masalah. “Insya Allah segera keluar. Begitu keluar kita langsung operasional, dan saya harap kalian adalah rombongan pertama yang diberangkatkan,” yakinnya.*** (Lutan)