Home Ekonomi Kreatif Dr.Eggy Sudjana, SH, M.Si, HMI Gagal Mengawal Indonesia Sebagai Negara Adil dan Makmur

Dr.Eggy Sudjana, SH, M.Si, HMI Gagal Mengawal Indonesia Sebagai Negara Adil dan Makmur

#MiladHMI74

704
0
SHARE
Dr.Eggy Sudjana, SH, M.Si, HMI Gagal Mengawal Indonesia Sebagai Negara Adil dan Makmur

Menurut pengacara yang juga mantan Ketua Umum HMI MPO, Dr. Egy Sudjana, SH, M.Si bahwa Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) gagal mengawal Indonesia sebagai negara adil dan makmur berlandaskan hukum Islam. 

Hal ini dikatakan Eggy, demikian panggilan akrab pria yang terus bersuara kirtis disetiap resim yang berkuasa, dalam orasi kebangsaan pada acara Tasyakuran dan Milad HMI ke-74, di Gedung Juang, Jakarta, Ahad (21/02). 

“Kta sudah 74 tahun ber HMI, tetapi kondisinya masih memperihatinkan, masih begii-begini saja, hal ini dikarenakan kita kurang beriman, memegang teguh prinsip dan hukum Islam “jelas Eggy Sudjana. 

Lantas Eggy Sudjana menyampaikan kegelisahanya selama ini, setelah merenungkan, mengkaji dengan sungguh-sungguh, tentang Kitab Suci Al Qur’an yang menurutnya begitu dahsyat, berbagai persoalan ada solusinya dalam kita suci tersebut. 

Dalam perspektif kebangsaan, menurut Eggy Sudjana, merujuk kepada Al Qu’ran surat Asy-Syura (26) aya (10 – 51), bagaimana sosok Nabi Musa yang diperintahkan Alloh SWT berdakwah di tengah kedholiman Fir’aun pada saat itu. 

Pertama, Nabi Musa diperintahkan untuk mendatangi Fir’aun, dan kedua datang untuk mengingatkan Fir’aun, bebaskan Bani Israil dan untuk menyembah Alloh SWT semata. 

Menurut Eggy mengkaji Surat Asy-Syura ini sangat menarik, lantas bagaimana seorang Raja Fir’aun mendatangkan para tukang sihir, untuk menghentikan langkah-langkah Nabi Musa. 

Disini telah terjadi sebuah praktek nepotisme, oligarki, karena para tukang sihir itu mendapat iming-iming imbalan dan kedudukan dari seorang raja yang dholim, rezim penguasa waktu itu. 

Dan akhir dari kisah yang sangat apik disampaikan melalui Al Qur’an tersebut, kemenangan Nabi Musa dan ditenggelamkanya Fir’aun raja yang dholim rezim penguasa saat itu yang memiliki segalanya, mulai dari otoritas kebijakan, kekauatan pasukan, lain sebagainya. 

Eggy Sudjana menegaskan, bahwa kisah Nabi Musa yang diabadikan dalam Al Qur’an Surat Asy-Syura ini bisa menjadi uswah, contoh bagi kita semua yang mengimani para nabi. 


Dan rentang waktu zaman Nabi Musa hingga saat ini sudah sekitar 25 abad, tetapi semuanya masih relewan dengan kondisi saat ini, termasuk kondisi di negara kita. Disnilah kehebatan Al Aqur’an, menceritakan dimensi masa lalu, kini dan yang akan datang, jika kita mau dengan sungguh-sungguh mengkajinya. 

Relewansinya dengan kondisi kita saat ini, tidak ada salahnya HMI MPO beserta jajaran di daerah mendatangi kekuasan untuk mengingatkan, memberikan masukan dan solusi ditengah keprihatinan berbangsa dan bernegara saat ini. 

Banyaknya tokoh-tokoh kritis, dijebloskan kedalam penjara dan sebagian ada yang meninggal, Eggy Sudjanapun menyebut beberapa nama tokoh-tokoh yang belum lama meninggal terutama dari kalangan alim ulama. Indikasi-indikasi dengan ceritera lama dalam prespektif Nabi musa, bahwa siapapun yang berani menetang Fir’aun, akan dihabisi. 

Tetapi, ingat dalam Al Qur’an juga ada Surat Al Fath yang artinya kemenangan, lantas kemenangan seperti apa yang aka diraih. Menurut pria yang akrab di saa Bang Eggy ini, syarat memperoleh kemenangan adalah kita harus benar-benar bertaqwa kepada Alloh SWT. 

Pemahaman ini, lanjut Bang Eggy harus benar-benar dipahami dengan baik oleh setiap kader HMI, termasuk dalam pengkaderan HMI kedepan. 

Eggy pun mengingatkan kepada setiap kader HMI untuk selalu berpegang dan memahami kontek ini. Seharusnya dengan sadar betul setiap kader HMI tidak bergabung dengan partai politik yang jelas –jelas tidak sesuai dengan Islam, apalagi tidak mau berjuang untuk tegaknya nilai-nilai/hukum Islam. 

“Jangan sampai, kader-kader HMI terjerumus kedalam zinah politik, “tegas pria yang dikenal sebagai penetang azas tunggal di era Orde Baru. 

Sejarah panjang perjalanan partai-partai politik di Indonesia sejak era orde lama sampai saat ini, terekam begitu jelas jejaknya dalam perjalanan negeri ini. 

Mengacu kepada filosofi dan sejarah, Indonesia adalah negara tauhid. Ki Bagus Hadikusuomo yang mencetuskan ‘Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dari Pancasila merupakan dasar negara dari ima sila lainnya, karena banyak di ilhami dan terinspirasi dari Surat Al Ikhlas dalam Al Qur’an. 

Dalam kondisi seperti ini menurut Eggy Sudjana seharusnya hukum Islam berlaku dan tegak di Indonesia, dan yang memiliki otoritas ini adalah seorang presiden beserta legislatif. 

“Namun realitanya sampai saat ini, 74 tahun perjalanan HMI masih begini-begini saja. HMI MPO jangan sampai melenceng dari koridor ini. HMI gagal mengawal Indonesia mewujudkan Adil Makmur berlandaskan tegaknya hukum Islam,”tegas Eggy Sudjana. 

Untuk itu, Eggy Sudjana menawarkan suatu konsep sebagai solusi alternatif, kalau mau Indonesia menang. Pertama, menurtunya jadikan Visi Indonesia Beriman dan Bertaqwa. Lantas Bagaimana membangun Indonesia beriman dan bertaqwa, Misinya Amar Ma’ruf Nahi Mungkar. 

Menurut pengacara kawakan ini, program utamanya adalah ‘ASI’, yaitu ajarkan Al Qur’an, ajarkan dan laksanakan Sholat lima waktu dan yang terakhir adalah Infaq. Dan yang terakhir ini, Infaq adalah solusi membangun kesejehetaraan ekonomi rakyat. 

Disisi lain dalam kesempatan itu Eggy Sudjana juga menyoroti terkait Pilkada Langsung, menurutnya pilkada langsung telah melanggar Sila ke 4 dari Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijakasanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan. 

Eggy Sudjana juga mewanti-wanti agar pengkaderan di HMI perlu di lihat dan dievaluasi lagi, agar militansi perjuangan kader-kader HMI MPO terus mewarnai kehidupan berngsa dan bernegara di Republik ini, sampai kapanpun, untuk tegaknya Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin. 



(ratman/imansyah/mahdi/pp)